WELCOME

This is not profesional blog. Just share and learn together. For optimum display please use google chrome browser. Thanks for visiting

Kamis, 16 April 2015

Tentang Apa Itu Boiler

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air
panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas ke suatu proses.  Air adalah media yang berguna dan murah untuk
mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan
meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang
mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan
sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem air
umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.
Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem
pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan
kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua
peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan
bakar yang digunakan pada sistem.

Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air
umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2)
Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari lua r ruang boiler dan
plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer
untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.

Jenis-jenis Boiler
1. Fire Tube Boiler
Pada fire tube boiler, gas panas
melewati pipa-pipa dan air umpan
boiler ada didalam shell untuk dirubah
menjadi steam. Fire tube boilers
biasanya digunakan untuk kapasitas
steam yang relative kecil dengan
tekanan steam rendah sampai sedang.
Sebagai pedoman, fire tube boilers
kompetitif untuk kecepatan steam
sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan
sampai 18 kg/cm2

. Fire tube boilers
dapat menggunakan bahan bakar
minyak bakar, gas atau bahan bakar
padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi
sebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.

2. Water Tube Boiler
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir
melalui pipa-pipa masuk kedalam drum. Air yang
tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar
membentuk steam pada daerah uap dalam drum.
Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan
steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk
pembangkit tenaga.
Water tube boiler yang sangat modern dirancang
dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000
kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water
tube boilers yang dikonstruksi secara paket jika
digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk
water tube yang menggunakan bahan bakar padat,
tidak umum dirancang secara paket.

Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:

  •  Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran


  •  Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
  •  Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.


3. Packaged Boiler
Disebut boiler paket
sebab sudah tersedia
sebagai paket yang
lengkap. Pada saat
dikirim ke pabrik,
hanya memerlukan
pipa steam, pipa air,
suplai bahan bakar
dan sambungan
listrik untuk dapat
beroperasi.  Paket
boiler biasanya
merupakan tipe shell
and tube dengan
rancangan fire tube
dengan transfer
panas baik radiasi
maupun konveksi
yang tinggi.

Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:

  • Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan penguapan yang lebih cepat  


  • Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan panas konvektif yang baik.


  • Sistim forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik. 
  •  Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih baik.  
  •  Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya. 

Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya – yaitu berapa kali gas
pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai lintasan pertama
setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang paling umum dalam kelas
ini adalah unit tiga pass/ lintasan dengan dua set fire-tube/ pipa api dan gas buangnya keluar
dari belakang boiler.


4.Boiler Pembakaran Dengan Fluidized Bed (FBC)
Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang memungkinkan dan 
memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistim pembakaran yang konvensional dan
memberikan banyak keuntungan – rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan 
bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan
seperti SOx dan NOx. Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara,
barang tolakan dari tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah pertanian 
lainnya.  Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas ya ng luas yaitu antara 0.5 T/jam
sampai lebih dari 100 T/jam. 
 
Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui bed partikel
padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan terganggu pada 
kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu
keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara – bed tersebut disebut
“terfluidisasikan”.  

Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan gelembung,  turbulensi 
yang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan permukaan bed yang rapat. Bed partikel
padat mena mpilkan sifat cairan mendidih dan terlihat seperti fluida - “bed gelembung fluida/
bubbling fluidized bed”.  
 
Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidisasikan dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara,
dan batubara diinjeksikan secara terus menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat 
dan bed mencapai suhu yang seragam. Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung
pada suhu sekitar 840 derajat Celcius hingga 950 derajat Celcius. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari.  

Suhu pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan 
panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan ekstraksi panas yang efektif
dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan dinding bed. Kecepatan gas dicapai
diantara kecepatan fluidisasi minimum dan kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin
operasi bed yang stabil dan menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas.  

5. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized Bed 
Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang
ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistim seperti telah dipasang digabungkan 
dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional.  Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 – 10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan  jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir, yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator. Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke atmosfir. 

6 Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor memasok udara
Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas 
dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk
mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran dan 
peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di bed
dan satunya lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong  menggerakan turbin gas
pembangkit tenaga. Sistim PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan kogenerasi (steam 
dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan/ combined cycle. Operasi
combined cycle (turbin gas & turbin uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan 
sebesar 5 hingga 8 persen.   

7 Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)
Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk 
membentuk padatan melayang dari bed. Padatan
diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam 
pengangkat padatan, dan sebuah down-comer dengan
sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi padatan. 
Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak
dalam bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih
steam berlangsung di bagian konveksi, dinding air, 
pada keluaran pengangkat/ riser.  

Boiler CFBC pada umumnya lebih ekonomis 
daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di
industri memerlukan lebih dari 75 – 100 T/jam steam.  
Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik
tungku boiler  CFBC akan memberikan penggunaan 
ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar lebih
besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk
pembakaran yang efisien dan penangkapan SO
 yang
semakin besar pula, dan semakin mudah 
penerapan teknik pembakaran untuk
pengendalian NO
 daripada pembangkit  steam
AFBC. 
 


8 Stoker Fired Boiler
Stokers  diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku dan oleh jenis 
grate nya. Klasifikasi utama nya adalah spreader stoker dan chain-gate atau traveling-gate
stoker. 
a) Spreader stokers
Spreader stokers memanfaatkan
kombinasi pembakaran suspensi  
dan pembakaran grate.
Batubara diumpankan secara
kontinyu ke tungku diatas bed 
pembakaran batubara. Batubara
yang halus dibakar dalam 
suspensi; partikel yang lebih
besar akan jatuh ke grate,
dimana batubara ini akan 
dibakar dalam bed batubara
yang tipis dan pembakaran 
cepat.  Metode pembakaran ini
memberikan fleksibilitas yang
baik terhadap fluktuasi beban, 
dikarenakan penyalaan hampir
terjadi secara cepat bila laju 
pembakaran meningkat. Karena 
hal ini, spreader stoker lebih 
disukai dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di industri. 

b) Chain-grate atau traveling-grate stoker 
Batubara diumpankan ke ujung grate 
baja yang bergerak. Ketika grate
bergerak sepanjang tungku, batubara
terbakar sebelum jatuh pada ujung 
sebagai abu. Diperlukan tingkat
keterampilan tertentu, terutama bila 
menyetel grate, damper udara dan
baffles, untuk menjamin pembakaran
yang bersih serta menghasilkan 
seminimal mungkin jumlah karbon
yang tidak terbakar dalam abu.  

Hopper umpan batubara memanjang
di  sepanjang seluruh ujung umpan 
batubara pada tungku. Sebuah grate
batubara digunakan untuk
mengendalikan kecepatan batubara 
yang diumpankan ke tungku 
dengan mengendalikan ketebalan 
bed bahan bakar. Ukuran batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan
terbakar sempurna pada waktu mencapai ujung grate.  


9.  Pulverized Fuel Boiler
Kebanyakan boiler stasiun pembangkit
tenaga yang berbahan bakar batubara 
menggunakan batubara halus, dan banyak
boiler pipa air di industri yang lebih besar 
juga menggunakan batubara yang halus.
Teknologi ini berkembang dengan baik
dan diseluruh dunia terdapat ribuan unit 
dan lebih dari 90 persen kapasitas
pembakaran batubara merupakan jenis ini.  

Untuk batubara jenis bituminous,
batubara digiling sampai menjadi bubuk  
halus, yang berukuran +300 micrometer
(µm) kurang dari 2 persen dan yang 
berukuran dibawah 75 microns sebesar
70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa
bubuk yang terlalu halus akan 
memboroskan energi penggilingan.
Sebaliknya, bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran 
dan menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar. 
Batubara bubuk  dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju plant boiler
melalui serangkaian nosel burner. Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan. 
Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 - 1700 °C, tergantung pada kualitas batubara.
Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil 
untuk pembakaran yang sempurna. 
Sistim ini memiliki banyak keuntungan seperti kemampuan membakar berbagai kualitas batubara, respon yang cepat terhadap perubahan beban muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang
tinggi dll.  

Salah satu sistim yang paling populer untuk pembakaran batubara halus adalah pembakaran tangensial denganmenggunakan empat buah burner dari keempat sudut untuk menciptakan bola api
pada pusat tungku.

10 Boiler Limbah Panas 
Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu 
sedang atau tinggi, boiler limbah panas
dapat dipasang secara ekonomis. Jika 
kebutuhan steam lebih dari steam yang dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat
digunakan burner tambahan yang menggunakan bahan bakar. 

Jika steam tidak langsung 
dapat digunakan,  steam dapat dipakai untuk memproduksi daya listrik menggunakan
generator turbin uap. Hal ini banyak digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas 
buang dari turbin gas dan mesin diesel. 




11 Pemanas Fluida Termis  
Saat ini, pemanas fluida 
termis telah digunakan
secara luas dalam 
berbagai penerapan
untuk pemanasan proses 
tidak langsung. Dengan
menggunakan fluida 
petroleum sebagai media
perpindahan panas,
pemanas tersebut 
memberikan suhu yang
konstan. Sistim 
pembakaran terdiri dari
sebuah fixed grate
dengan susunan draft 
mekanis. 
Pemanas fluida thermis 
modern berbahan bakar
minyak terdiri dari 
sebuah kumparan ganda,
konstruksi tiga pass dan
dipasang dengan sistim 
jet tekanan. Fluida termis, yang
bertindak sebagai pembawa 
panas, dipanaskan dalam
pemanas dan disirkulasikan
melalui peralatan pengguna.
Disini fluida memindahkn panas untuk proses melalui penukar 
panas,  kemudian fluidanya dikembalikan ke pemanas. Aliran fluida termis pada ujung
pemakai dikendalikan oleh katup pengendali yang dioperasikan secara pneumatis, 
berdasarkan suhu operasi. Pemanas beroperasi pada api yang tinggi atau rendah tergantung
pada suhu minyak yang kembali yang bervariasi tergantung beban sistim. 

 
Keuntungan pemanas tersebut adalah: 
  •  Operasi sistim tertutup dengan kehilangan minimum dibanding dengan boiler steam. 
  •  Operasi sistim tidak bertekanan bahkan untuk suhu sekitar 250 derajat Celcius dibandingkankebutuhan tekanan steam 40 kg/cm2dalam sistim steam yang sejenis. 
  • Penyetelan kendali otomatis, yang memberikan fleksibilitas operasi.  
  •  Efisiensi termis yang baik karena tidak adanya kehilangan panas yang diakibatkan olehblowdown, pembuangan kondensat dan flash steam.   
 Faktor ekono mi keseluruhan dari pemanas fluida termis tergantung pada penerapan spesifik
dan dasar acuannya. Pemanas fluida thermis berbahan bakar batubara dengan kisaran 
efisiensi panas 55-65 persen merupakan yang paling nyaman digunakan diband ingkan dengan
hampir kebanyakan boiler. Penggabungan peralatan pemanfaatan kembali panas dalam gas 
buang akan mempertinggi tingkat efisiensi termis selanjutnya.




Dikutip dari :  www.energyefficiencyasia.org   dengan diedit seperlunya tanpa mengurangi makna dan isi.

»»  Baca Selengkapnya...

Selasa, 14 April 2015

Contoh Program PLC Sederhana Untuk Kontrol Mesin Mixer

Selamat siang semua, iseng2 nulis artikel blog lagi lah ya untuk mengusir rasa ngantuk hehehe......

Dalam artikel kali ini kita akan mencoba membuat program PLC untuk meng-kontrol mesin mixer, dengan menggunakan PLC Schneider M340. Tentu saja artikel ini ada kaitannya dengan artikel sebelumnya, yaitu http://teguhpati.blogspot.com/2015/04/cara-pembuatan-program-plc-schneider.html

Baik langsung saja, sebagai gambaran untuk membuat program control yang akan kita buat silahkan lihat gambar di bawah ini :

Pada gambar tersebut, misalkan kita mempunyai tanki pengolahan untuk produk industri, entah apa itu kimia atau produk minuman, atau apapun itu lah karena ini kan hanya misalnya hehehe......

Tanki tersebut terdiri dari 2 pompa supply, 1 buah mixer, 2 buah sensor level yang masing2 di gunakan sebagai High level dan Low level, 1 buah valve serta tombol emergency stop. Adapun filosofi controlnya adalah sbb :

1. Pompa 1 dan pompa 2 akan run secara bersamaan jika isi tanki berada di low level, dan akan stop jika isi tanki berada di high level
2. Saat isi tanki sudah berada di posisi high level dan pompa sudah stop maka mixer akan run beberapa second kemudian stop.
3. Sesaat setelah mixer stop maka valve akan membuka hingga isi tanki berada di low level kemudian  valve akan menutup. Begitu seterusnya cyclenya berulang ulang, 1 ke 3 dan berulang dari 3 ke 1 lagi.
4. Dan system control akan off kapanpun jika sewaktu waktu tombol emergency stop di tekan.


Selanjutnya adalah kita buka software pemogramanya (Unity Po XL ver.8) dan kita ikuti langkah2nya sebagai berikut
1. Buka software Unity dan buat new project
2. Tentukan CPU dan Racknya serta modul DI/ DO nya, jika sudah tampilannya akan seperti berikut


3. Langkah selanjutnya adalah mapping input outputnya, seperti kita tahu bahwa pada control tersebut kita membutuhkan 3 input dan 4 output.


4. Untuk memudahkan pembuatan program serta baca program di PLC nya, maka kita buat symbol table nya terlebih dahulu. Caranya adalah buka data editor dengan men-double klik Elementary Variable di software Unity


5. Langkah selanjutnya adalah membuat programnya, lihat gambar dibawah


Gambar zooming programnya ada dibawah ini



6. Kalau sudah, seperti biasa di build dulu sebelum di download ke PLC

7. Selanjutnya tinggal di force atau unforce untuk memainkannya di PLC simulatornya.

Demikian teman teman, semoga berguna, sampai ketemu di artikel selanjutnya. Salam share and learn together.....
»»  Baca Selengkapnya...

Kamis, 09 April 2015

Cara Pembuatan Program PLC Schneider M340 Sederhana dengan Unity Pro XL

Halo, apa kabar semua? semoga baik2 saja ya. Dalam artikel kali ini saya akan berbagi pengetahuan PLC yaitu dengan menggunakan software dari Schneider Electric Unity Pro XL versi 8.
Artikel ini akan memuat pengetahuan yang sangat dasar sekali, oleh karenanya bagi yang sudah mengerti abaikan saja, namum bagi yang belum mengerti dan juga ingin mempelajari mari kita sama2 belajar.

Tentu saja hal pertama yang harus di persiapkan adalah software pemogramannya yaitu Unity Pro XL. Untuk menggunakan software nya langkah2 adalah sebagai berikut.

1. Pertama pada desktop PC kita buka icon Unity seperti pada gambar dibawah ini

2. Selanjutnya akan muncul jendela kerja sebagai berikut, klik file dan pilih new untuk membuat project baru

3. Pada new project kita pilih jenis PLC nya yaitu Modicon M340 dengan type CPU 340-10 Modbus. Dimana type CPU ini adalah type yang paling rendah untuk kelas M340. Di sini juga kita tentukan juga jenis rack (backplane), untuk artikel ini kita pilih yang 6 slot aja ya hehehe.....



4. Selanjutnya akan tampil seperti tampilan sebagai berikut

5. Klik PLC bus, dan double klik BMX P34 1000 maka akan tampil seperti berikut



6. CPS 2000 adalah power supply nya, untuk menggantinya pilih Supply di hardware catalog. Langkah selanjutnya adalah menambahkan modul DI di slot 1 dan modul DO di slot 2 dengan cara pilih Discrete di hardware catalog kemudian drag and drop modul DI/ DO nya dan letakkan ke slot backplane. Jika sudah, maka tampilannya akan seperti berikut


7. Langkah selanjutnya adalah membuat programnya. Caranya adalah : kembali ke project browser, lalu pilih Program--Task-MAST-Section


8. Pada Section, klik kanan kemudian pilih new section. Pada new section isikan nama programnya dan jenis bahasanya, misalnya Program 1 dan bahasanya LD. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut


9. Selanjutnya klik OK, maka akan muncul jendela pemograman sebagai berikut



10. Langkah selanjutnya kita buat program sederhana sebagai berikut :

11. Untuk mengetahui mapping pengalamatannya adalah sebagai berikut : double klik BMX DAI 1602, pilih IO object, check list %I seperti gambar berikut


12. Jika sudah klik Update Grid, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :



13. Untuk mengetahui mapping output caranya hampir sama, klik BMX DAO 1602 lalu kemudian pada IO object check list %Q.


14. Langkah selanjutnya adalah mencoba program yang telah kita buat dengan cara di simulasikan. Tapi sebelumnya perlu untuk di built dulu, untuk memastikan apakah program yang kita buat ada error atau tidak. caranya adalah sebagai berikut :



15. Hasil setelah di built harusnya tidak ada error sama sekali, jika ada error coba langkah demi langkah di amati lagi dari pertama hingga akhir, apakah ada yang terlewat atau keselip.
Selanjutnya kita bisa mensimulasikan hasil program yang telah kita buat dengan cara sebagai berikut.


16. Selanjutnya klik Connect, kemudian Transfer project to PLC maka tampilannya akan sebagai berikut


17. kemudian RUN PLC nya dengan cara Klik RUN, Klik Ok untuk confirm RUN PLC, lebih jelasnya seperti gambar berikut :



18. Untuk mencoba menghidupkan output, Klik addres %I0.1.0--Klik Kanan--Force value--Force to 1
Dan hasilnya akan seperti gambar berikut :

19. Jika berhasil maka hasilnya akan terlihat seperti berikut :


20. Untuk memainkannya bisa di force ke 0 dengan cara yang sama yaitu klik kanan. Ataupun bisa menambahkan program lagi yang lebih banyak untuk latihan.

Demikian teman2 semua sedikit berbagi pengetahuan dari saya, mudah2an bermanfaat, dan jika teman2 berminat untuk mengembangkannya tinggal di gali lebih dalam lagi.

Dan apabila nanti ada waktu bisa di sambung dengan artikel lanjutan lagi ya dari saya heheheh......

Sampai jumpa di artikel selanjutnya, salam share and learn together....



»»  Baca Selengkapnya...

Senin, 26 Januari 2015

Cara Komunikasi PLC Siemens S7 300 (CPU 315-2DP) dengan Inverter Danfoss (FC 300) menggunakan Kabel Profibus

1. Introduction
Dalam artikel kali ini akan di uraikan cara untuk mengkomunikasikan PLC Siemens S7 300 dengan Inverter Danfoss menggunakan kabel profibus sebagai media pertukaran datanya. Di sini anda di anggap sudah familiar dengan sistem simatic S7. Hanya dibutuhkan mengikuti langkah demi langkah agar supaya dapat membuat komunikasi FC 300 profibus dan PLC S7 315-2 DP.
Berikut adalah beberapa komponent atau software yang dibutuhkan :

  • FC 300 with PROFIBUS interface - sw version 2.xx
  • FC 300 GSD version 2.00
  • PLC S7-315-2 DP (6ES7 315-2AG10-0AB0 / V.2.0
  • SIMATIC Manager version 5.3 + SP1 atau yang lebih tinggi


  • Gambar dibawah menunjukkan sistem arsitektur dari artikel yang dimaksud. Pada jaringan profibus di stationnya di program dengan cara sebagai berikut :
    S7 PLC 315-2 DP: Address number 1.
    FC 300: Address number 5 PPO Type 2

    2. Konfigurasi profibus network
    • Start SIMATIC manager dan buat project baru
    • Buka hardware configuration di S7 manager


    Untuk mengkonfigurasi sistem Profibus, dibutuhkan tool configurasi berupa file GSD untuk setiap slave pada jaringan tersebut. 
    GSD file adalah Profibus DP "standar" file text yang berisi data yang diperlukan untuk membuat  komunikasi  pada slave. 
    Download GSD file yang dibutuhkan di : http://www.danfoss.com/BusinessAreas/
    DrivesSolutions


    • Langkah pertama dalam konfigurasi profibus master adalah mengimpor GSD file di configuration tool.
    • Gambar di samping menunjukkan  cara untuk menambahkan GSD file baru pada software Simatic manager. Untuk setiap seri Inverter biasanya GSD file hanya di impor sekali.
    • Pilih install GSD file








    • Pilih untuk install GSD file yang dibutuhkan (dalam hal ini kita pilih GSD file yg telah kita impor-FC 300)













    • Setelah di install selanjutnya  GSD file sudah dapat di akses di HW configurasi simatic manager seperti gambar di samping.
















    • Insert profibus network dan tambahkan PROFIBUS master system
    • Setting profibus network baud rate dari 9,6 Kbaud sampai 12 Mbaud
    • Pilih FC 300 di hardware catalog dan drag and drop ke PROFIBUS network.

    • Langkah selanjutnya adalah mengatur peripheral input dan output data melalui PPO type. Pada peripheral area, data di transmitkan secara periodik melalui PPO type. Contoh berikut PPO type 2 module consistent di drag and drop di slot pertama.
    • System sekarang di set up menggunakan PPO type 2 dengan peripheral I/O sebagai berikut :


    PQW berarti data dari master ke slave. Oleh PCA output data akan berisi permintaan untuk read atau write parameter.
    Dengan proses data dari word yang pertama pada control word dari FC 300 dan selanjutnya sebagai reference frekuensi. Sisanya dari data word tersebut dapat bebas di configurasi untuk mengirimkan jenis data yang berbeda ke FC 300 pada parameter PCD 915 write configuration.

    PIW berarti data dari slave ke master.  Oleh PCA input data akan berisi response untuk write dan read.
    Dengan proses data dari word yang pertama pada status word dari FC 300 dan selanjutnya sebagai main actual value. Sisanya dari data tersebut dapat bebas di configurasi untuk mengirimkan berbagai jenis data proses pada parameter PCD 916 read configuration. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut :

    Pada device specific parameter tersebut bisa di scrool down, untuk men set up PCD area. Ingat untuk memilih enable autoconfig, untuk configurasi data PCD secara otomatis.
    P 915/0 sampai P 915/9 untuk proses menulis data dari PLC ke FC 300 (PQW area).
    P 916/0 sampai P 916/9 untuk proses data dari FC 300 ke PLC (PIW area)

    • Channel parameter hanya dapat di akses sebagai consistent data dan sebagai SFC (System Function Call) yang dibutuhkan.
    • Pada simatic manager anda harus menggunakan SFC 14 untuk reading data dan SFC 15 untuk writing data

    • Selanjutnya posisikan PLC pada stop mode lalu download programnya.
    • Lalu perhatikan pada FC 300 akan menampilkan fieldbus fault ketika PLC pada posisi stop mode.
    • Sebelum PLC dapat di posisikan di run mode, pastikan parameter 918 sesuai dengan address yang berhubungan pada program.
    • Perhatikan bahwa perubahan parameter yang pertama akan aktif selanjutnya power up
    • Setelah program PLC di download, LED dengan tanda "NS" pada profibus card harus menyala dengan warna hijau ketika PLC di posisikan di run mode. Ini menandakan bahwa antara master dan slave telah berkomunikasi.
    • Led dengan tanda "MS" menunjukkan status modul yaitu acylical  komunikasi DPV 1 baik dari PROFIBUS master kelas 1 atau kelas 2
    • Ketika tetap menyala dengan warna hijau, DP V1 communication Profibus master kelas 1 dan kelas 2 aktif.
    • Jika led "NS" pada profibus card tidak menyala, penyebabnya bisa terjadi diantaranya karena Settingan address yang salah pada parameter 918 node address yang berhubungan dengan master. (Untuk keterangan lebih lengkap dan menyeluruh lihan instruction manual profibus FC 300)





    • Cara mudah untuk mengecheck komunikasi antara FC 300 dan PLC, anda dapat membuat VAT table di simatic manager.


    • Selanjutnya buka table VAT, dan masukkan variable PIW 256 dari 10 words serta variable PQW 256 dari 10 words juga
    • Sekarang peripheral input data dari PIW 256 sampai PIW 274 dapat di monitor degan meng klik lambang kaca mata


    Pada table tersebut dapat dilihat peripheral input data sebagai berikut :

    PIW 256 menunjukkan PCA respon dari transfer parameter double word (parameter 351)
    PIW 262 menunjukkan data dari parameter 351 (300)
    PIW 264 menunjukkan FC 300 status word
    PIW 266 menunjukkan actual value
    PIW 268 menunjukkan actual motor current (1,55 A)
    PIW 270 menunjukkan frekuensi (12,6 Hz)
    PIW 272 menunjukkan ststus digital input (terminal 19 = 1)

















    Dikutip dari : www.INFOPLC.net
    Di translate oleh : Teguh, dengan di edit seperlunya tanpa mengurangi makna dan isi
    »»  Baca Selengkapnya...