WELCOME

This is not profesional blog. Just share and learn together. For optimum display please use google chrome browser. Thanks for visiting

Selasa, 02 Oktober 2012

Dasar dasar pengalamatan PLC siemens S7-300 

Pengalamatan S7-300 PLC Siemens :

1. Alamat Input
Input pada PLC dimulai dari alamat I0.0 sampai I65535.7. 

2. Alamat Output
Sedangkan outputnya dimulai dari alamat Q0.0 sampai dengan Q65535.7

3. Alamat Memory
Selain alamat input dan output, S7-300 PLC Siemens ini menyediakan lokasi
memori yang berbeda – beda, dengan pengalamatan yang sangat unik. Kita
dapat memilih memori mana yang akan kita pakai dengan terlebih dahulu
memilih spesifikasi alamat, yang meliputi Memory area, address Byte-nya dan
Bit numbernya. Memory area pada PLC ada 5 macam yaitu : I, Q V dan M yang
semuanya itu dapat diakses sebagai Byte, Word ataupun Double Word.
Contoh penulisan pengalamatan baik input/output maupun memory address :

∗ Addressing Input Register (I) :
Format :
Bit I[alamat byte].[alamat bit] = I124.0
Byte, Word, Double Word I[tipe][awal alamat byte] = IB4

∗ Addressing Output Register (Q) :
Format :
Bit Q[alamat byte].[alamat bit] = Q124.0
Byte, Word, Double Word Q[tipe][awal alamat byte] = QW4

∗ Addressing Variabel Memory area (V) :
Format :
Bit V[alamat byte].[alamat bit] = V124.0
Byte, Word, Double Word V[tipe][awal alamat byte] = VDW4

∗ Addressing Bit Memory area (M) :
Format :
Bit M[alamat byte].[alamat bit] = M25.7
Byte, Word, Double Word M[tipe][awal alamat byte] = MD20

Pemrograman PLC Siemens
Dalam PLC Siemens, terdapat beberapa instruksi fungsi yang dapat kita gunakan
untuk membantu kita dalam membuat suatu program, antara lain :

− Bit Logic
Instruksi Bit logic bekerja dengan dua keadaan, yaitu 1atau 0. Logic 1
menandakan aktif dan logic 0 menandakan tidak aktif.
Berikut ini macam – macam fungsi instruksi bit logic :

􀂃 --| |-- Normally Open Contact
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang
keadaan normalnya adalah terbuka.
Simbol
<address>
--| |--
Penjelasan :
Address di atas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi
alamat instruksi lainnya, misalnya Counter. Normally Open Contact akan
menjadi tertutup (Closed) ketika nilai bit dari address bernilai “1“.
Contoh Aplikasi :


Penjelasan :
Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1
bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “1’.

􀂃 --| / |-- Normally Closed Contact
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang
keadaan normalnya adalah tertutup.
Simbol
<address>
--| / |--
Penjelasan :
Address diatas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi
alamat instruksi lainnya, misalnya Counter. Pada normally closed contact,
saat address bernilai “0“ saklar sudah tertutup sehingga nilai
pengoperasiannya bernilai “1“, sedangkan untuk pemberian logic “1“ pada
saklar akan membuat saklar menjadi terbuka sehingga nilai akhir
pengoperasiannya bernilai “0“.
Contoh Aplikasi :


Penjelasan :
Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1
bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “0“.

􀂃 --| NOT |-- Invert Power Flow
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membalik suatu keadaan,
misalnya dari 0 menjadi 1 atau dari 1 menjadi 0.
Simbol
--| NOT|--
Penjelasan :
Fungsi dari --| NOT |-- adalah sebagai pembalik nilai sinyal dari input.
Contoh Aplikasi :


Penjelasan :
Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “0“ saat kondisi input I124.0 bernilai
“1“ atau input I124.1 dan I124.2 bernilai “1“, sedangkan Nilai sinyal
output Q124.0 bernilai “1“ saat kondisi input I124.0 bernilai “0“ atau input
I124.1 dan I124.2 bernilai “0“

􀂃 --( ) Output Coil
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memberikan sebuah output.
Simbol
<Address>
--( )
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi
oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas dimulai dari Q0.0 sampai Q65535.7.
Contoh Aplikasi :

Penjelasan :
Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1
bernilai “1“ atau hanya sinyal inoput I 124.2 bernilai “0“. Sedangkan untuk
sinyal output Q124.1 akan bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1
bernilai “0“ atau hanya sinyal input I124.2 bernilai “1“.

􀂃 --( # )—Midline Output
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membuat output yang
terletak di tengah.
Simbol
<address>
--( # )—
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada pertengahan network dan statusnya
dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas dimulai dari M0.0 sampai M65535.7.
Contoh Aplikasi :

Penjelasan :
Pada ladder di atas, status output M0.0 akan aktif bila kedua saklar I1.0
dan I1.1 aktif. Sedangkan status output Q4.0 akan akan aktif bila ketiga
saklar I1.0, I1.1 dan I1.2 aktif.

􀂃 --( R ) Reset Coil
Instruksi reset digunakan bila kita ingin mereset status sebuah bit, baik
keluaran (output) maupun timer ataupun counter.
Simbol
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi
oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas diisi dengan address dari output/timer/counter yang ingin
kita reset.
Contoh Aplikasi :

Penjelasan :
Output Q124.0 akan aktif dan bernilai “1“ jika nilai input I124.0 bernilai
“1“. Jika inputan I124.1 aktif atau bernilai “1“ maka reset akan aktif dan
akan mereset alamat Q124.0 sehingga nilainya berubah menjadi “0“
meskipun input I124.0 yang mengaktifkannya masih aktif.

􀂃 --( S ) Set Coil
Instruksi reset digunakan bila kita ingin mengeset status sebuah bit, baik
keluaran (output) maupun timer ataupun counter.
Simbol
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi
oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas diisi dengan address dari output/timer/counter yang ingin
kita set.
Contoh Aplikasi :


Penjelasan :
Pada contoh di atas, output Q4.0 akan di set bila saklar I0.0 dan I0.1
berlogic atau saklar I0.2 berlogic 0. Output Q4.0 tersebut akan aktif
walaupun saklar yang ada di depannya masih terbuka.

− Timers
Timer merupakan instruksi yang berfungsi memberikan waktu tunda (delay).
Dengan adanya timer, kita dapat mengatur kapan suatu output harus aktif
setelah kita berikan input. Selain itu kita juga dapat mengatur seberapa lama
output tersebut harus aktif.
Macam-macam timer
Berdasarkan cara kerjanya, timer dibagi menjadi beberapa macam, antara
lain:

- S_PULSE

T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”, dan
lamanya menghitung (delay time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika
timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ maka
hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal saat
nilai S menjadi “1“. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer
menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi
“0“. Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai
”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai
input (I124.0) bernilai ”1”. Jika nilai nilai input (I124.0) berubah dari “1“
ke “0“ maka hitungan timer akan berhenti. Jika nilai input (I124.1)
bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan
timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika
timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi
“0“ seperti saat di-reset.

- S_PEXT (Extended Pulse Timer)

T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input
awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan.
Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan
berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai
sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer
selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan di-reset
(timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.


- S_ODT (On Delay Timer)

T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer

Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” ,
jika saat menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan
timer akan berhenti. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S)
berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan
dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) saat timer menghitung
adalah ”0”, jika telah selesai menghitung nilai Q berubah menjadi ”1”.
Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai
input (I124.0) bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer
menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.
Jika nilai input (I124.0) berubah dari “1“ menjadi “0“ maka timer akan
berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai input (I124.1)
bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan
timer T5 bernilai “0“ (di-reset).


- S_ODTS (Retentetive On Delay Timer)

T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input
awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan.
Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan
berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai
sinyal output (Q) akan bernilai “0“ selama timer menghitung, ketika timer
selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “1“.Timer akan di-reset
(timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.


- S_OFFDT (Off Delay Time)

T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status output timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input
awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan.
Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan
berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai
sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer
selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan di-reset
(timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.


− ---( SP ) Pulse Timer Coil
---( SP )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer

Penjelasan : Timer akan bekerja selama ada sinyal positif pada input
(”1”). Jika input berubah menjadi ”0” pada saat timer menghitung maka
timer akan berhenti menghitung. Output bernilai ”1” saat timer
menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah menjadi ”0”.
Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Timer T5 akan bekerja selama input (I124.0) bernilai ”1”.
Timer bekerja selama 2 detik. Jika input nilainya berubah menjadi ”0”
sebelum nilai hitungan timer selesai, maka timer T5 akan berhenti. Sinyal
output bernilai ”1” selama timer bekerja. Jika nilai input (I124.1) bernilai
“1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5
bernilai “0“ (di-reset).

− ---( SE ) Extended Pulse Timer Coil
< T no. >
---( SE )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer

Penjelasan : timer akan mulai menghitung sesuai dengan nilai timer saat
ada inputan awal bernilai positif atau ”1” . Timer akan terus menghitung
walaupun nilai inputan berubah menjadi negatif atau ”0”. Output bernilai
”1” saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah
menjadi ”0”. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah
menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan
kembali ke awal saat nilai S menjadi “1“.
Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.

− ---( SD ) On-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SD )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” ,
jika saat menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan
timer akan berhenti
Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai
input (I124.0) bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer
menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.
Jika nilai input (I124.0) berubah dari “1“ menjadi “0“ maka timer akjan
berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai input (I124.1)
bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan
timer T5 bernilai “0“ (di-reset).

− ---( SS ) Retentive On-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SS )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal
berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah–tengah hitungan. Ketika timer
menghitung dan nilai input awal berubah menjadi “0“ dan berubah lagi
menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Timer akan
bernilai ”0” hanya ketika nilai Reset bernilai ”1”.

Contoh Aplikasi :

Penjelasan : : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5
akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik
walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai
input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer
selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I
124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti
dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “0“
ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output
akan menjadi “1“.

− ---( SF ) Off-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SF )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal
berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer
menghitung dan nilai input awal berubah menjadi “0“ dan berubah lagi
menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output
akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai
menghitung nilai output akan berubah menjadi “0“.Timer akan bernilai
”0” ketika nilai Reset bernilai ”1”.
Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.

− Counter
Counter mempunyai area memory cadangan dalam CPU. Memory cadangan ini
terdiri dari 16 bit word di tiap-tiap counter. Di diagram ladder di sini
memungkinkan insruksi ini sebanyak 256 counter,
Instruksi counter hanya merupakan fungsi yang dapat diakses dari memory
area.
Nilai counter seharga 0 sampai 999
Macam – macam counter dilihat dari jenis menghitung dan daerah nilai
S_CUD Up-Down Counter
S_CD Down Counter
S_CU Up Counter
---( SC) Set Counter Coil
---( CU) Up Counter Coil
---( CD) Down Counter Coil

􀂃 S_CUD
Symbol

C no. Nama counter
CU input Count up
CD input Count down
S set input untuk menjalankan counter
PV nilai banyaknya menghitung : C#<banyaknya nilai>
R reset input
Q status dari counter

Penjelasan
S_CUD ( Up-Down Counter) mengeset jika nilai S adalah 1. Dan nilai input
untuk CU semisal berubah dari 0 ke 1 dan nilai tersebut tidak lebih dari
”999“. Namun untuk CD, counter akan mengurangi penghitungan satu per
satu dan nilai input counter-nya harus lebih dari satu.
Signal state pada output Q adalah 1 jika menghitung lebih dari nol dan 0
jika menghitung sehingga menjadi nol.
Contoh

Penjelasan
Pada instruksi counter C1, jika set counter bernilai 1 maka dapat
dijalankan Counter Up atau Counter Down jika input diset. Nilai counter
dicontohkan dengan format binary coded decimal ( C#995) jika count up
maka Q124.0 akan bernilai 1, sebaliknya jika count down maka diakhir
perhitungan akan bernilai 0.
Dan begitu pula penerapan pada S_CD dan S_CU.

􀂃 ---( SC )
Symbol
< C no.> nama counter
---( SC)
< preset value > nilai set counter
Penjelasan

---( SC) dieksekusi dan nilainya dapat ditransfer ke suatu counter.
Contoh

Jika I0.0 aktif maka alamat C5 akan aktif sesuai nilai counternya C#100

􀂃 ---( CU )
Symbol
< C no.> nama counter
---( CU )
Penjelasan
---( CU ) dieksekusi sesuai pada alamat counter yang dituju.
Contoh

Penjelasan
Ketika I0.0 aktif maka SC aktif dan jika I0.1 aktif maka C10 dapat di akses
dan untuk mereset jika I0.2

􀂃 ---( CD )
Dan begitu pula penerapan pada ---( CD ) sama dengan --- ( CU )

􀂃 RS ( Reset-Set Flip Flop)
Simbol

Penjelasan :
RS ( Reset-Set Flip Flop) akan me-reset jika signal di R adalah 1 dan 0 di S
input. Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di set.
Contoh Aplikasi :

Penjelasan :
Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I124.1 bernilai
“1“. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q124.0 tetap
“1“. Nilai output Q124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai “0“ (saat
set belum diaktifkan) atau ketika input I124.0 bernilai “1“ (saat set telah
aktif)
Jika input keduanya bernilai “1“ maka yang mendominasi adalah input set
sehingga nilai outputnya menjadi “1“.

􀂃 SR Set-Reset Flip Flop
Simbol

Penjelasan :
SR (Set-Reset Flip Flop) akan me-set jika signal di R adalah 1 dan 0 di S
input. Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di reset.
Contoh Aplikasi :

Penjelasan :
Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I 124.0
bernilai “1“. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q
124.0 tetap “1“. Nilai output Q 124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai
“0“ (saat set belum diaktifkan) atau ketika input I 124.1 bernilai “1“ (saat
set telah aktif)
Jika input keduanya bernilai “1“ maka yang mendominasi adalah input
reset (R) sehingga nilai outputnya menjadi “0“.

1 komentar: